Berikut adalah Prosedur Peringatan Dini dan Evakuasi Keadaan Darurat yang bisa dijadikan pedoman umum, khususnya untuk instansi pemerintah, kantor, sekolah, atau masyarakat umum di Nagari Koto Tuo :
I. Prosedur Peringatan Dini (Early Warning System)
- Identifikasi dan Pemantauan Risiko
• Memantau informasi dari BMKG, BPBD, dan sumber resmi lainnya terkait potensi bencana (Kebakaran, Banjir, Gempa Bumi, Tanah Longsor, dan cuaca ekstrem).
• Menetapkan titik-titik rawan dan sistem pemantauan lokal (alat sirine, pengeras suara, radio komunikasi, atau aplikasi peringatan dini).
- Mekanisme Penyampaian Peringatan
• Level Siaga I (Waspada): Informasi disebarluaskan melalui media sosial.
• Level Siaga II (Siaga): Pengumuman keliling oleh petugas nagari, serta koordinasi dengan relawan dan tokoh masyarakat.
• Level Siaga III (Awas): Semua saluran informasi digunakan, termasuk pengeras suara di tempat ibadah dan fasilitas umum. Petugas mulai siaga di titik kumpul.
- Tindakan Setelah Peringatan
• Masyarakat diminta mengemasi barang penting (dokumen, obat, air minum).
• Kelompok rentan (anak-anak, lansia, penyandang disabilitas) didahulukan untuk dipersiapkan ke tempat aman.
• Koordinasi lintas instansi dimulai (BPBD, Dinkes, Dinsos, TNI/POLRI).
II. Prosedur Evakuasi Keadaan Darurat
- Aktivasi Prosedur Evakuasi dipicu oleh:
• Gempa bumi besar
• Banjir bandang/tanah longsor
• Kebakaran
• Tanda evakuasi: sirine panjang, pengumuman berulang, aba-aba dari petugas.
- Langkah-Langkah Evakuasi
a. Persiapan Cepat
• Ambil tas darurat (dokumen penting, obat, air, senter, makanan ringan).
• Matikan listrik dan gas jika memungkinkan.
b. Keluar Secara Tertib
• Gunakan jalur evakuasi yang telah ditentukan.
• Bantu kelompok rentan dan tetap bersama keluarga/kelompok.
c. Menuju Titik Kumpul
• Arahkan ke titik kumpul aman atau lokasi evakuasi sementara (lapangan, sekolah, kantor wali nagari).
• Lakukan pendataan terhadap warga yang telah dievakuasi.
d. Koordinasi di Lapangan
• Petugas atau relawan melakukan pengawasan, pembagian logistik darurat, dan penanganan awal terhadap korban.
Catatan Penting:
• Melakukan simulasi rutin minimal 2 kali dalam setahun.
• Tempelkan peta evakuasi dan informasi kontak darurat di tempat strategis.
• Gunakan aplikasi seperti INA RISK, BMKG Info, untuk pemantauan risiko.